vfVhymenUzKJZBtuc4xcn47AG410gaBoiC4BEUGo
Bookmark

Pengalaman Staycation di Regent's Park Hotel Malang

 


Memutuskan staycation berdua dengan pasangan, aku ingin membagi pengalaman pertamaku staycation di Kota Malang. Alasan kami memilih Kota Malang karena banyak tempat yang ingin dituju. Meskipun perjalanan dari Pare cukup jauh, tapi overall pengalaman yang kami dapet tuh worth it banget. Dan pilihan hotel untuk staycation pertama kami jatuh pada Regent's Park Hotel. Nah, disini aku mau membagi pengalamanku selama staycation 2 hari 1 malam di Kota Malang. 

Booking Hotel di Traveloka

Karena perjalanan yang jauh, apalagi naik motor, kayaknya bakal repot banget ya kalo harus booking room langsung di tempat. Soalnya kami memilih tanggal 12 Mei, meskipun weekday tapi bertepatan tanggal merah hari raya Waisak. Niatnya malah tanggal 10 Mei, tapi ternyata semua hotel di Kota Malang bahkan di Kota Batu sudah pada penuh. Akhirnya kami memilih check-in tanggal 12 Mei dan check-out tanggal 13 Mei. 




Saat mencari hotel di Google, pilihan kami jatuh pada Regent's Park Hotel. Dari ulasan di Google maupun di Traveloka, hampir semua pengunjung memberi ulasan positif. Cukup mengejutkan saat melihat harga di Traveloka, yang mana sudah termasuk pajak dan biaya lain-lain, harga kamar tipe Superior Room include sarapan hanya sekitar 550ribu. 

Buat kami, harga kamar hotel segitu apalagi berlokasi di pusat kota sudah sangat murah sekali sampai kami tidak berekspektasi banyak. Sebelum ini kami sudah pernah menginap hotel bersama anak untuk transit saja, dan baru kali ini mengambil di harga 500ribuan. 

Jujur kami tidak berekspektasi lebih, tapi setidaknya kamarnya memang benar-benar bagus dan nyaman untuk staycation pertama kami. Dan tentu saja aksesnya dekat dari pusat kota seperti Alun-alun Tugu Balai Kota, Ijen Boulevard, Kayutangan Heritage, Alun-alun Malang dan masih banyak lagi. 

Perjalanan dari Pare ke Kota Malang

Makan Pagi di Ngantang 

Perjalanan dari Pare ke Kota Malang membutuhkan waktu setidaknya 2 jam lebih 30 menit. Dan kami melaluinya dengan naik motor sehingga mau tak mau harus rehat sejenak di Ngantang untuk sarapan. Pilihan tempat makan di Ngantang yang kami pilih adalah Warung Mulyorejo, dengan menu tempe penyet dan teh hangat. 




Beruntung sekali kami bisa menikmati sarapan dengan view Bendungan Selorejo di pagi hari. Udara sejuk dengan makanan yang enak sekali. Sayangnya aku tidak sempat mengambil gambar makanannya karena sudah keburu lapar. Tempe penyet yang kami pesan porsinya cukup banyak, bahkan ada terong dan tahu juga. Nasinya pun disediakan dalam wadah sangku sehingga kita bisa menambah nasi sepuasnya. Untuk porsi berdua, jujur ini kebanyakan bagi kami. 

Gongnya adalah harga menu yang kami pesan sangat terjangkau. Buat kami sangat worth it untuk total harga 2 porsi tempe penyet dan 2 gelas teh hangat sekitar 30ribuan. Aku sangat merekomendasikan tempat makan ini karena pembayarannya juga sudah bisa menggunakan QRIS. 

Bersantai di Cafe Tugu Malang 

Setiba kami di Malang, kami langsung menuju hotel untuk mengonfirmasi pembelian room. Bagian Resepsionis sangat membantu. Setelah mengisi formulir pendaftaran, kami menitipkan tas yang berisi pakaian, laptop dan tab. Dan karena kami tiba pukul 11, maka kami masih punya banyak waktu berkelana sampai check-in pukul 2 siang. 

Tujuan kami pertama adalah My Tugu Cafe & Eatery. Memang sudah direncanakan jauh-jauh hari sih. Karena cuaca cukup panas meski mendung, ditambah lelah juga habis perjalanan hampir 3 jam, maka kami berhenti di cafe ini untuk sekadar melepas penat dan menikmati suasana. 




Sebenarnya view Alun-alun Tugu akan lebih indah dilihat dari lantai 2, tapi karena keburu capek ya jadi kami memilih duduk di depan. Saat kami datang, cafenya memang masih agak lengang jadi lebih nyaman untuk menikmati suasana. 

Menu yang kami pesan hanya mix platter, caramel frappe dan coffee latte. Hanya sebagai ganjel perut saja dan teman ngobrol selama sejam sebelum kami ke tujuan berikutnya. Karena perjalanan yang jauh dengan motor itulah kurasa bakal ngebosenin ya kalau cuma duduk-duduk di cafe, jadi lepas dari sini kami jalan-jalan di Alun-alun Kota Malang. 

Hujan di Kota Malang

Sedikit kurang nyaman sebenarnya jalan-jalan di alun-alun kota apalagi saat hari libur. Sangat padat, terlalu banyak orang, terlalu banyak pedagang juga bahkan pengemis. Malah membuat alun-alun jadi kumuh dan bikin pikiran yang awalnya sudah capek malah semakin capek. Jadi kami hanya jalan memutari alun-alun lalu memutuskan untuk ke Toko Oen.

Sebenarnya sudah lama sih aku pingin ke Toko Oen. Tapi sayangnya metode pembayaran hanya cash only, jadi buat kami yang prefer bayar non-tunai jadi agak kesusahan. Apalagi kalau dari alun-alun, mencari ATM sangat sulit di sekitar. Jadi mau tidak mau harus mampir ke alfamart terdekat dulu untuk tarik tunai. 

Suasana Toko Oen di tanggal 12 Mei cukup ramai. Tidak hanya lokal, tapi juga banyak WNA yang datang. Kami hanya memesan es krimnya saja. Aku pilih menu Tropicana Cream dan suamiku memilih menu single scoop chocolate. Hanya es krim ya, tapi harganya wah, beli dua itu saja sudah habis 70ribuan. 


Sayangnya kami tidak bisa menikmati es krim dengan nyaman. Pertama, entah kenapa tiba-tiba aku mencium bau tidak enak. Bahkan tidak hanya aku, tapi customer lain juga merasakannya. Diperparah dengan sirkulasi udaranya yang kurang, jadi benar-benar ngga nyaman. Kedua, cone es krimnya terlalu keras di bagian atas, tapi bagian bawah agak lunak. Jadi aku kurang merekomendasikan menu ini ya buat yang pertama kali datang. Ketiga, hujan. Belum sempat menghabiskan bagian bawah es krimnya, kami memutuskan untuk pindah ke McDonald's Sarinah. 

Kenapa ke Sarinah? Karena ya kami parkir motor di sana sebelum ke Toko Oen. Jadi buat mengambil helm supaya tidak kehujanan mau tidak mau kami ganti berteduh di McD yang juga sama saja ramainya. 

Hujan siang itu cukup lama, baru pukul 2 siang hujan mulai reda jadi kami bisa langsung menuju hotel untuk check-in. 

Staycation di Regent's Park Hotel

Review Kamar Hotel

Agak menyayangkan sebenarnya untuk parkir kendaraan khususnya roda dua letaknya di depan hotel, lebih tepatnya bagian trotoar. Jadi kalau hujan, otomatis motor kita basah kuyup dong. Mau tidak mau helm kami bawa masuk sekalian ke ruangan. Namun setidaknya ada pos satpam di depan yang memantau parkir roda 2, jadi ya overall aman saja. 

Di dalam hotel, setelah mendapat kunci ruangan dan tas, kami langsung ke ruangan di lantai 3. View kamar yang kami dapat menghadap ke kolam renang hotel, agak kecewa sebenarnya karena aku pingin banget menikmati view jalan Malang. 




Tapi rasa kecewaku terobati saat mendapati kamarnya yang melebihi ekspektasi. Kami memilih satu bed besar dan non-smoking. Begitu masuk kamar, kami menaruh barang-barang di dalam lemari. Disediakan tiga gantungan baju, dua pasang sandal ruangan, satu laundry bag di dalam lemari dua pintu. Lalu di sebelahnya ada tempat untuk menaruh tas atau koper, di atasnya adalah minibar yang sudah disediakan kettle listrik, kopi, teh, cangkir serta dua botol air mineral. 

Kemudian masih di bagian depan, terdapat kamar mandi yang buat aku cukup mewah. Sudah disediakan juga toiletries diantaranya handuk, body wash, sampo, sikat dan pasta gigi, shower cap, sisir bahkan cotton bud. 


Begitu masuk kamar, suhu ruangan benar-benar dingin. Agak membingungkan sebenarnya untuk pengaturan AC nya. Jadi saat kami merasa kedinginan, AC pun dimatikan biar lebih hangat. Tapi tetap saja, tanpa AC pun kamarnya masih dingin. 

Seusai check-in itulah kami memilih bersantai dulu di ruangan dan berencana untuk jalan-jalan sehabis maghrib. Kebetulan aku juga belum shalat dhuhur kan jadi sekalian mandi saja toh sudah hampir pukul 3. 

Di kamar mandi, aku benar-benar bingung dengan showernya. Jadi disediakan 2 tipe shower, yaitu shower atas dan shower yang bisa dilepas. Nah aku sebenarnya mau pake shower atas untuk keramas, tapi yang nyala selalu shower satunya. Malah karena pertama kali ya, jadi airnya nyemprot kuat banget sampe dinding sebelah pintu basah. Bikin jadi agak trauma pake showernya, haha. 

Beres mandi dan shalat, baru deh aku berbaring di kasur. Nyaman, beneran nyaman banget kasurnya. Dingin AC nempel di selimut dan bantal-bantal, bahkan AC dimatikan pun masih tetap kerasa dingin. 

Yang disayangkan, TV nya belum support YouTube atau Netflix. Untuk sinyal wifi nya pun kurang stabil, jadi malah pake tethering sendiri. 


Di kamar yang kami pesan, aku ngga ekspek ternyata ada kulkas mini. Letaknya ada di dalam bufet TV. Lumayan banget dengan harga 550ribuan kita dapat fasilitas kamar berupa kulkas mini. Jadi buat yang suka nyemil, bisa tuh naruh buah potong di dalam kulkas. Sayangnya karena aku ngga tau kalau ada kulkas, aku cuma ngisi kulkasnya dengan minuman yang kubeli dari McD. 

Selain itu di kamar juga ada sofa dengan meja kecil, lalu kursi dan meja kerja. Jadi buat aku sama suami yang sama-sama suka duduk anteng di depan laptop/tab, ngga perlu rebutan deh buat kerjanya. 

Seperti yang kutulis sebelumnya, dinding kaca kamar menghadap langsung ke kolam renang hotel. Tapi buat aku kurang leluasa sih melihat kolamnya, karena terhalang dengan atap bagian resto hotel. Saat masih siang gorden bisa kita buka supaya cahaya masuk. 

Cuma entah kenapa setiap duduk di sofa, aku selalu mencium bau debu. Kayaknya sih dari gordennya ya yang berdebu, cuma meskipun baunya debu banget tapi aku ngga sekalipun bersin. Maka dari itu kubilang, overall pengalaman menginap di sini nyaman. 

Sayangnya, habis maghrib yang harusnya jalan-jalan keliling Kota Malang, harus diundur karena hujannya deras banget. Bahkan sampai kedengaran suara petir, padahal kamarnya kedap suara. Hujan baru reda pukul 9 malam, dan ya kami tetap harus keluar karena butuh beli makan malam. 

Suasana Malam di Malang Kota

Meskipun sudah pukul 9 lebih, tapi Kota Malang tetap masih ramai. Ke Lawson saja masih banyak anak muda yang nongkrong. Lepas dari Lawson, kami jalan kaki menuju Indomaret Point. Tapi aku harus menelan kecewa karena ternyata Point sudah tutup sejak pukul 9 malam. Jadi mau tidak mau ya ganti ke Tomoro di Ijen. 

Buat yang baru pertama kali ke Malang, kalau kalian ingin mencari makan atau kopi, aku saranin ke Jalan Ijen aja. Di sana hampir semua gerai buka 24 jam. Bahkan Tomoro yang aku datengin pun buka 24 jam. 



Nah habis dari Tomoro nih, kami rencana untuk nongkrong di Ijen Boulevard. Dan ternyata, bangku-bangku di Ijen Boulevard sudah hilang. Kaget dong, padahal terakhir kali ke Malang beberapa bulan lalu masih ada bangku-bangku bahkan banyak yang nongkrong, tapi saat kami kesana sudah hilang. 

Akhirnya batal deh nongkrong di Ijen, jadi ya udah balik ke hotel lagi sambil beli nasgor. Mungkin karena sudah malam dan habis hujan ya, jadi jalanan kota agak lengang. 

Sarapan di Hotel

Paginya, kami begitu sudah mandi, langsung turun ke lantai utama untuk sarapan. Menu hari itu cukup variatif. Diantaranya pecel, nasi goreng, toast, bubur ayam, dan masih banyak lagi. Ini pertama kalinya aku sarapan di hotel dan rasa-rasanya aku mau mencicipi semua menunya. 


Tapi karena ya masih pagi jadi kapasitas perut belum seberapa, hanya makan pecel dan buah-buah potong saja sebenarnya sudah kenyang. Tapi melihat orang lain pada ambil toast, aku jadi ikut-ikutan ambil tanpa tau kalau ternyata harus masuk toaster dulu, huhu. 

Jam sarapan hotel mulai pukul 6 sampai 10 pagi. Selepas sarapan, kami kembali ke kamar untuk packing sambil bersantai dulu sampai batas check-out. Saking nyamannya bersantai, kami sampai mendapat telepon dari resepsionis yang mengingatkan waktu check-out, haha. 

Begitulah pengalaman staycation pertamaku di Malang Kota bersama suami. Selepas check-out kami langsung pulang ke Pare dengan menerjang hujan deras dari perbatasan Batu-Pujon hingga Kasembon. 

Buat first time, pengalaman ini amat sangat menyenangkan, dan kami sampai bilang "kalau ke Malang lagi, kita ke hotel ini lagi ya". Soalnya emang pelayanannya bagus banget. Padahal hotel bintang 3, tapi feelsnya seperti bintang 4. Mungkin lain kali kami akan mengambil kamar yang ada akses kolam renang, dan memilih kamar dengan view jalan. 
Posting Komentar

Posting Komentar